Heart in Worship
Heart in Worship
Yohanes 4 :22-26
Setiap orang pasti memliki alasan tertentu untuk melakukan sebuah tindakan, kita mengenal alasan tersebut sebagai motivasi. Untuk sebuah tindakan yang sama, setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda, mulai dari alasan yang sederhana sampai alasan yang rumit dipahami. Sama seperti melakukan kegiatan lain, berbibadah kepada Tuhan memiliki motivasi yang tersendiri. Namun apakah motivasi kita telah benar dalam berbibadah kepada Tuhan?
Sering kali kita memiliki motivasi yang tidak benar dalam beribadah, salah satu bentuk motivasi tersebut adalah kita beribadah melihat siapa yang pengkotbahnya, apakah dia dapat membawakan firman dengan menarik atau tidak? Motivasi lain adalah kita beribadah karena musik dalam ibadah sesuai dengan selera. Motivasi-motivasi tersebut adalah motivasi yang salah dan pada faktanya memang sering terjadi namun hal tersebut menggambarkan sikap hati kita yang meilih-milih, kita beribadah jika syarat yang ada pada diri kita terpenuhi. Sama seperti orang-orang Samaria yang hendak mengikuti ajaran Yahudi pada masa perjanjian lama, namun mereka hanya memilih dan mengakui lima kitab di Yahudi saja yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan karena sesuai dengan budaya mereka. Apakah kita selama ini beribadah seperti orang Samaria?
Bentuk motivasi yang salah juga menggambarkan bahwa Ibadah yang dilakukan adalah iabadah tanpa pengertian dan merupakan ibadah yang palsu. Ibadah yang benar adalah ketika mengerti kepada siapa kita beribadah, pujian yang benar adalah kita paham makna dari pujian tersebut dan kepada seiapa pujian tersebut kita sampaikan. Pada faktanya sering sekali kita beribadah untuk memuaskan aspek emosional kita, dan seharusnya kita juga harus memiliki pengertian dalam beribadah, kita harus mengerti bahwa ibadah ini kita tujukan kepada Tuhan. Ibadah yang mistis dan tahayul juga adalah ibadah yang palsu. Dalam ibadah kita tidak boleh terlalu mensupertisiouskan segala sesuatu yang bukan ditujukan untuk kemuliaan Tuhan. Setelah mengetahui bentuk -bentuk ibadah palsu, lantas bagaimana ibadah yang sesugguhnya?
Worship includes honor, ketika kita beribadah kita masuk dalam situasi dimana kita sedang memberikan penghormatan kepada suatu Pribadi yang kita sembah, yaitu Tuhan Allah kita. Dari pengertian kata Worship itu sendiri kita telah mengerti bahwa inti dari beribadah adalah penyembahan kepada Tuhan bukan kepuasan emosional pribadi. Namun masalah yang terjadi adalah banyak orang-orang merasa berat untuk memuliakan dia, mengapa? Jawabannya adalah karena kita belum menikmati kedekatan dengan Allah. Ketika kita menikmati hubungan dengan Tuhan, tanpa di paksa kita akan semakin mendalaminya Dia, memuliakan Dia, mempersaksikan Dia. Kunci utaman dalam beribadah adalah sikap hati karena Ibadah yang tanpa hati adalah ibadah yang tidak layak di dengar oleh telinga sorgawi. Ketika kita memberikan segenap hati kita kepada Tuhan maka kita akan dapat menikmati Tuhan secara utuh dan penuh.
“Beribadah tidak sama dengan tindakan-tindakan lain. Jika untuk melakukan sebuah tindakan yang sama setiap orang dapat memiliki motivasi yang berbeda, untuk beribadah tidak demikian. Setiap umat Kristen haruslah memiliki satu dan hanya satu motivasi untuk beribadah yaitu untuk Memuliakan Dia.”
Setelah mengerti bahwa Tuhan adalah inti dari ibadah apakah komponen lain dalam ibadah seperti musik menjadi tidak penting? Jawabannya adalah penting namun bukan menjadi keutamaan ibadah. Musik dapat membantu kita dalam mewujudkan karakter yang sesuai dengan lagu dalam menyampaikan pujian kepada Tuhan. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa “Music is container, and God is the main content”.